Dunia Digital Makin Terbuka, Kadisbudpar Jatim Berharap Pelaku Wisata Bisa Memanfaatkannya
Malang – Banyaknya pelaku usaha bidang pariwisata membuat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim perlu untuk memberikan pengarahan dan bimbingan agar mereka semua dapat bergerak maju bersama seiring kemajuan dunia pariwisata.
Toh endingnya, dunia pariwisata adalah untuk kesejahteraan masyarakat bersama. Terutama masyarakat sekitar daerah tujuan wisata. Karena itu Dinas yang dikomndoi oleh Sinarto, SKar MM ini merasa perlu untuk merangkul dan mengajak maju bersama meraih cita-cita tersebut.
Karena itu pada kesempatan (9/12/21) di Hotel Grand Cakra Malang, dinas yang dikomandoi Sinarto tersebut memberikan bimbingan atau pelatihan digital bagi pengelola home stay, kuliner, souvenir dan fotografi dimana dunia digital saat ini telah mencuri perhatian untuk berbagi kebutuhan.
Dari data yang berhasil dihimpun, menuntut Kemenkominfo, tahun 2019, 53% penduduk Indonesia atau 100 juta lebih telah mengunakan gadget. Dan 150 juta lebih telah aktif di media sosial.
Karena itu pasar digital sangat terbuka lebar untuk dimasuki atau dicoba. Berkaitan dengan hal tersebut menurut Kadisbudpar Jatim Sinarto, SKar MM dalam sambutannya mengatakan keikutsertaan para peserta diharapkan dapat membantu dan memberikan pengetahuan untuk mereka agar semakin mampu meraih peluang pasar di era digital.
“Kami berharap mudah-mudahan acara ini dapat memberikan satu wawasan sehingga membuka cara pandang atau motivasi peserta untuk lebih giat dan semangat memanfaatkan dunia digital yang saat ini sangat meluas penggunanya”, uungkapnya.
Sementara itu berdasarkan data kementerian koperasi dan UKM, dengan segala potensi teknologi digital yang ada, baru sekitar 13%, atau hanya sekitar 8,3 juta dari 64,2 juta pelaku UKM secara nasional yang memanfaatkan teknologi digital, khususnya platform e-commerce.
Padahal penggunaan teknologi digital justru semakin diperlukan apalagi saat pandemi covid-19 yang berlangsung saat ini. Sebagai contoh, berdasarkan hasil survey bank dunia, beberapa usaha yang tidak mengalami penurunan pendapatan selama pandemi covid-19 ini adalah mereka yang menggunakan penjualan online sebagai sarana pemasaran mereka.
“Oleh karena itu, saya memandang upaya perluasan akses pasar, melalui platform digital merupakan keniscayaan dalam mengakselerasi transformasi ekonomi dan penguatan ekonomi khususnya pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif”, ungkap Sinarto.
Ia mengatakan besar harapannya agar para peserta dapat memanfaatkan untuk pemasaran pariwisata. “Besar harapan saya melalui pelatihan digitalisasi: branding, pemasaran dan penjualan ini dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi pengelola destinasi dan daya tarik wisata agar dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran pariwisata”, tutupnya. (tor)