Pelatihan dan Uji Kompetensi Bagi Waiter dan Waitress
Malang – Tidak dipungkiri keterlibatan para pelaku pariwisata sangat didukung dengan adanya profesionalisme sumberdaya manusianya. Tak terkecuali waiter dan waitress. Mereka juga punya andil besar dalam mensukseskan dunia pariwisata, khususnya di Jawa Timur.
Karena itu baru-baru ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melalui Bidang Industri memeberikan pelatihan dan uji kompetisi bagi para waiter dan waitress dari sebagian besar kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur. Sebanyak 80 orang dijadwalkan mendapatkan pelatihan dan uji kompetisi dalam kegiatan yang dilaksanakan di hotel Sahid Montana Malang baru-baru ini.
Mereka begitu antusias begitu memasuki materi pertama yang diberikan oleh pemateri berpengalaman dari PHRi Drs. Hari Setiyono yang memberikan materi Kebijakan Sertifikasi SDM pariwisata Indonesia. Suasana yang tadinya serius dan tegang berubah menjadi relax nan interaktif. Hari Setiyono yang telah malang melintang di dunia perpariwisataan itu berhasil mengungkit sisi diam para peserta dengan berbagai joke.
“Ojo serius-serius ah, koyo arep nerkam aku ae (jangan serius-serius ah seperti mau menerkam saya aja)”, ungkap Hari Setiyono disambut tawa peserta. Sementara itu pada kesempatan lain narasumber berikutnya juga tak kalah gayeng.
Ratna Dwi Racmawati dari Hotel Aria Gajayana Malang menyampaikan hal yang tak jauh beda dengan Heri Setiyono. Ratna meberikan menteri tentang bagaimana bekerjasama dengan kolega dan pelanggan yang didalamnya membahas mengenai komunikasi di tempat kerja, unsur-unsur komunikasi, dll.
.
Adapun Kepala Bidang Industri Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Suriaman menegaskan pentingnya profesionalisme yang harus dimiliki oleh para insan pariwisata khususnya waiter dan waitress dalam bekerja atau menjalankan tugas adalah mutlak diperlukan.
Suriaman mencontohkan apabila seorang pekerja tidak memiliki standar dalam bekerja maka dapat dipastikan pekerjaan yang ia jalankan akan kacau. “Jadi semua itu ada standarnya, ada SOP-nya ya, jangan sampai keliru, pesannya ini malah dapatnya itu, atau nunggunya kelamaan, dll ini akan jadi masalah”, terang Suriaman.
Suriaman menegaskan, dunia pariwisata saat ini ditengah kemajuan teknologi sangat mudah diguncang atau mudah dihembuskan isu atau berita-berita tak sedap mengenai keadaan pariwisata Indonesia. “Padahal masih banyak baiknya dari pada yang tidak baiknya. Sedikit saja ada kesalahan atau miss komunikasi sudah menyebar di medsos. Padahal yang kebaikannya juga masih banyak”, keluhnya.
Karena itu ia menghimbau agar para peserta atau pelaku-pelaku dunia pariwisata sangat hati-hati dan mengedepankan SOP (standar operasional prosedur) yang ada.
Dalam kesempatan itu pula para peserta mendapatkan berbagai materi pelatihan seperti bekerjasama dengan kolega dan pelanggan, Kebijakan Sertifikasi SDM pariwisata Indonesia, melakukan komunikasi melalui sambungan telepon, menyediakan room servis, dll. Selain itu juga mereka mendapatkan sertifikat profesi secara gratis yang harus dilewati melalui ujian atau test. (her)