Guyon Maton Cak Percil, Acara Sinergitas DPRD dan Budpar Jatim Hendaknya Bukan Sekedar Pertunjukan
Oleh: Adiyanto, S.Sn, M.MPd
Pamong Budaya Provinsi jatim
Sinergitas, yang berarti kerja sama yang erat, menjadi konsep kunci dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya di Provinsi Jawa Timur.
Dalam upaya tersebut, Disbudpar Jawa Timur bekerja sama dengan DPRD Jawa Timur untuk mengembangkan program-program edukasi dan pariwisata yang terkait dengan seni budaya.
Program-program ini mencakup seni pertunjukan, pelatihan, workshop, seminar, serta wisata budaya dan seni.
Dengan menerapkan sinergitas atau kerjasama, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya.
Dalam konteks tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur bersama DPRD Provinsi Jawa Timur melakukan sinergi untuk mengadakan acara Campursari Guyon Maton Cak Percil CS, sebagai upaya nyata untuk memperkuat dan melestarikan seni budaya Jawa Timur.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menghidupkan kembali minat masyarakat terhadap seni budaya lokal, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap para seniman dan budayawan yang telah berperan dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya Jawa Timur.
Saya pikir bahwa acara Campursari Guyon Maton dalam rangka penguatan dan pelestarian seni budaya tersebut, merupakan langkah yang sangat positif.
Mengingat pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai wujud pemajuan kebudayaan. Acara semacam ini menjadi platform yang efektif untuk membangkitkan kembali minat dan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya lokal.
Selain itu, acara semacam ini juga dapat menjadi ajang untuk mengenalkan seni budaya Jawa Timur kepada generasi muda, sehingga mereka dapat merasakan keindahan dan kekayaan nilai-nilai budaya tradisional.
Harapannya acara ini bukan hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga menjadi sarana pendidikan dan pembelajaran bagi masyarakat tentang pentingnya melestarikan dan menghargai warisan budaya lokal.
Snergitas antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur dengan DPRD Provinsi Jawa Timur juga menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung keberlanjutan seni budaya di daerah tersebut.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta program-program lanjutan yang lebih baik dan berkelanjutan dalam upaya meningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan dan memperkaya ragam seni budaya.
Tidak itu saja, juga terciptanya kolaborasi yang harmonis antara berbagai pihak dalam menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya Jawa Timur untuk generasi yang akan datang sebagai bentuk pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
Ada hal yang menarik ketika jagongan atau cangkrukan dengan beberapa tokoh masyarakat, seniman, budayawan maupun masyarakat awam, membahas acara sinergitas tersebut.
Diantaranya ada pendapat negatif yang mungkin timbul dari beberapa sudut pandang. Salah satunya adalah kemungkinan adanya keraguan atau kritik terhadap efektivitas acara dalam mencapai tujuan penguatan dan pelestarian seni budaya.
Beberapa pendapat negatif tersebut diantaranya adanya keterlibatan DPRD Provinsi Jawa Timur dalam acara tersebut dapat memunculkan keraguan terkait motivasi sebenarnya di balik penyelenggaraan acara.
Ada kemungkinan bahwa kepentingan politik bisa menjadi faktor yang mempengaruhi agenda acara, sehingga fokus utama pada pelestarian seni budaya menjadi terpinggirkan.
Beberapa budayawan juga memberikan kritik terkait penyelenggaraan acara yang dianggap kurang memadai dalam hal pengelolaan dan penyajian.
Misalnya, kurangnya transparansi dalam penggunaan anggaran atau kurangnya keterlibatan langsung dari komunitas seniman lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan acara.
Yang selanjutnya terdapat kekhawatiran bahwa acara semacam ini bisa dimanfaatkan secara komersial, di mana seni budaya dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan finansial semata, tanpa memperhatikan aspek-aspek penting seperti keberlanjutan budaya dan kesejahteraan para seniman.
Saya sebagai seorang yang ikut menjadi salah satu panitia penyelenggara, berpikir bahwa pendapat negatif diwaktu jagongan atau cangkrukan tersebut, sebaiknya dapat dijadikan sebagai masukan konstruktif bagi penyelenggara acara untuk melakukan evaluasi dan perbaikan di masa mendatang.
Sehingga acara semacam ini dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan pelestarian dan pengembangan seni budaya.
Menanggapi pendapat negatif dari para seniman, budayawan dan masyarakat awan pada waktu jagongan atau cakrukan, saya berpendapat mungkin langkah-langkah berikut dapat diambil untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas acara tersebut.
Diantaranya adalah sangat penting untuk meningkatkan transparansi dalam pengelolaan acara, termasuk penggunaan anggaran dan proses pengambilan keputusan.
Ini dapat dilakukan dengan menyediakan laporan yang jelas tentang alokasi anggaran dan dampaknya terhadap penyelenggaraan acara.
Kemudian melibatkan komunitas seniman dan budayawan secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan acara merupakan langkah penting.
Dengan mendengarkan masukan dan ide-ide dari mereka, acara dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Selanjutnya menetapkan mekanisme pemantauan dan evaluasi berkelanjutan untuk mengukur dampak acara terhadap penguatan dan pelestarian seni budaya.
Dengan demikian, penyelenggara dapat mengetahui area-area yang perlu diperbaiki dan mengambil langkah-langkah korektif secara tepat waktu. Dan lagi harus memastikan bahwa acara tersebut bersifat inklusif dan mewakili berbagai elemen masyarakat, termasuk kelompok-kelompok minoritas dan komunitas seni yang kurang terwakili.
Ini bisa dilakukan dengan memperluas jaringan kerjasama dengan berbagai pihak dan memastikan bahwa semua suara didengar dan diakomodasi.
Ditambah lagi dengan menyertakan komponen pendidikan dan informasi dalam acara pertunjukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelestarian seni budaya dan cara mereka dapat berkontribusi dalam upaya tersebut.
Saya melihat acara ini sebagai langkah yang positif dalam memperkuat sinergitas antara lembaga pemerintahan, memberdayakan seni budaya lokal, dan mempromosikan apresiasi terhadap warisan budaya Jawa Timur.
Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa pelaksanaannya harus dilakukan dengan cermat dengan memperhatikan semua aspek yang relevan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Penting untuk menjaga integritas dan tujuan asli dari kegiatan seni budaya, yaitu untuk mempromosikan apresiasi terhadap warisan budaya, memperkuat kerjasama antarlembaga pemerintahan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Ini termasuk memperhatikan konten pertunjukan, melaksanakan evaluasi pasca-acara, dan memastikan bahwa manfaat yang dihasilkan dapat dirasakan oleh masyarakat luas dan berkelanjutan.*