DPRD Sidoarjo Soroti Banjir, Agar Pemkab Membangun Waduk/Tanggul Di daerah Rawan Banjir

Sidoarjo – Banjir adalah masalah umum di banyak kota besar, termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti curah hujan tinggi, sungai yang tidak mampu menampung air.

Kerusakan lingkungan, dan perilaku masyarakat yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan sosial.

Begitu juga di Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dari tahun ketahun selalu dilanda banjir saat musim hujan. Momok banjir di kota Delta bagaikan penyakit menahun yang tidak kunjung usai. Sejumlah kawasan di Sidoarjo yang rawan banjir, daerah Jambangan, Candi, Waru, Tanggulangin dan daerah lainnya.

Hal ini menjadi sorotan DPRD Sidoarjo agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melakukan segala cara untuk mengantisipasi banjir disaat musim hujan akan datang.

“Mumpung saat ini musim kemarau, penyakit menahun harus segera dicarikan solusinya”, ujar H. Suyarno.

H. Suyarno, Wakil Ketua DRPD Kab. Sidoarjo

Menurut Wakil Ketua DPRD Sidoarjo, H. Suyarno saat dihubungi melalui whatsapp, Kamis (7/8/2025) mengatakan penyakit menahun yang dilanda Kabupaten Sidoarjo disaat musim hujan yang berada di sejumlah titik di daerah rawan banjir harus dicarikan solusinya.

Salah satunya dengan mengajak duduk bersama semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk mencari solusinya. Misalnya, dengan pengerukan semua sungai yang mengalami pendangkalan. Pengerukan tidak hanya sebatas pengerukan yang mengalami pendangkalan tetapi pengerukan dilakukan dengan menyusuri sungai dari hulu sampai ke hilir, urai politisi PDI-P ini.

Pendangkalan dikeruk atau normalisasi sungai termasuk sampah, lumpur dan tanaman sungai harus dibersihkan, imbuhnya.

Selain itu juga menertibkan bangunan yang memakan sempadan kali yang berdiri di bantaran sungai. “Sempadan sungai harus bersih”, tegasnya.

Ditambahkan pula, titik rawan banjir, seperti Porong, Tanggulangin, Taman dan Waru dikupas tuntas tentang masalahnya, kenapa disana selalu banjir? Hal tersebut harus diurai hingga ke akarnya.

Apa masalahnya kok selalu banjir dititik-titik daerah tersebut? Itu harus segera dibahas oleh semua OPD dan Pemkab Sidoarjo. Setelah itu dicarikan jalan keluarnya agar saat musim hujan di daerah rawan banjir, tidak terjadi banjir lagi, ujar H. Suyarno yang juga Bendahara DPC PDI-P Sidoarjo.

Kalau Pemkab serius dalam atasi banjir di kota Delta ini, pasti masalah banjir bisa diatasi dengan kerjasama semua OPD dan Pemkab Sidoarjo, imbuhnya.

Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo, Choirul Hidayat menambahkan untuk jangka pendek penanganan banjir memang normalisasi dan pengerukan sungai yang sudah dilakukan.

“Solusi jangka panjangnya harus membangun waduk sebagai resapan dan menampung air resapan. Karena begitu air di hulu penuh, akan terurai di beberapa waduk”, ujarnya.

Pembangunan waduk diutamakan dilokasi yang langganan banjir, contohnya antara lain di tiga desa di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo yakni Desa Kedungbanteng, Banjarasri dan Desa Banjarpanji.

“Kita bisa melaksanakan pembangunan waduk atau tanggul untuk jangka panjangnya”, kata Choirul. Seperti diketahui waduk atau tanggul juga berfungsi untuk menyimpan air, mengendalikan banjir dan bisa sebagai tempat rekreasi atau wisata dalam jangka panjangnya.

Choirul Hidayat Ketua Komisi C DPRD Kab. Sidoarjo

Waduk/tanggul sering disebut sebagai danau buatan karena terbentuk dari hasil pembangunan bendungan yang menahan aliran air sungai.

Waduk/tanggul dapat membantu mengurangi risiko banjir dengan menampung kelebihan air saat musim hujan. Selain itu, air yang tersimpan dalam waduk dapat digunakan untuk mengairi lahan pertanian, meningkatkan hasil panen untuk daerah yang mempunyai lahan sawah yang masih produktif di daerah sekitarnya.

Waduk bakal berfungsi sebagai penyimpanan air sementara sebelum dibuang ke laut. “Kita butuh komunikasi yang efektif antara Forkopimda, eksekutif dan legislatif”, imbuh Abah Dayat-sapaan akrabnya.

Untuk pembangunan waduk harus melibatkan tenaga ahli dalam pembangunannya. Karena pelaksanaan pembangunannya memakan waktu lama. Itu semua butuh komunikasi terlebih dahulu.

“Mumpung masih musim kemarau, mencari solusinya. Anggaran ada, untuk mengantisipasi banjir cukup. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sidoarjo termasuk tinggi di Jawa Timur. Tinggal kemauan Pemkab Sidoarjo dalam mengatasi banjir dengan serius sebelum hujan tiba”, tegasnya.

Ia menekankan pentingnya anggaran yang dialokasikan tidak hanya penanggulangan banjir dengan pengerukan atau menormalisasikan sungai tetapi juga untuk pembangunan infrastruktur jangka panjangnya seperti pembangunan waduk/tanggul apabila diperlukan.

Masyarakat sangat membutuhkan itu untuk mencegah banjir. Ini adalah masalah yang harus ditangani secara serius oleh seluruh OPD (Organisasi Perangkat Desa) dan Pemerintah Kabupaten, tegasnya.

“Banjir berdampak pada kerusakan infrastruktur jalan yang semakin parah, genangan air yang lama mempercepat kerusakan jalan beraspal, yang akhirnya berlobang dan membahayakan pengendara”, terangnya.

Kami minta semuanya ikut berperan, tidak hanya melibatkan pemerintah tetapi masyarakat harus diberikan edukasi tentang banjir. Salah satu edukasi ke masyarakat, jangan membuang sampah sembarangan, jangan membangun bangunan di bibir sungai, jelasnya.

“Masalah banjir ini sudah menjadi hal yang terus menerus terjadi, dan kita tahu bahwa dampaknya terhadap kesehatan sangat besar. Penyakit yang timbul akibat banjir harus menjadi perhatian serius kita”, ujarnya

Abah Dayat-sapaan akrabnya- Fraksi PDI-P berharap pemerintah Kabupaten (Pemkab) mendengar keluhan masyarakat terkait masalah banjir. Pemkab dapat segera menindaklanjuti masalah banjir di Sidoarjo. Banjir tahunan yang selalu melanda kota delta bisa cepat teratasi dan cepat mendapatkan solusinya.

Dengan berbagai langkah tersebut, permasalahan banjir di Sidoarjo bisa teratasi. Kami di Komisi C DPRD Sidoarjo mendorong kebijakan yang tidak hanya bersifat jangka pendek dengan normalisasi sungai tetapi memberikan dampak jangka panjang dengan pembangunan waduk/tanggul untuk kesejahteraan masyarakat.

Sehingga musim hujan tiba, tidak ada lagi banjir yang menggenangi Kota Udang dan Bandeng. Sehingga memastikan anggaran yang tepat sasaran dan memastikan kebijakan yang diambil dapat mengurangi dampak banjir dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya. (adv/dah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *